Jelang Ramadan, Lapan Gelar Lomba Foto Hilal

Jelang Ramadan, Lapan Gelar Lomba Foto Hilal

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Jumat, 26 Mei 2017 07:19 WIB
Poster lomba foto hilal dan antariksa (Lapan)
Jakarta - Menjelang Ramadan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggelar lomba foto hilal alias bulan sabit muda pertama. Bagaimana caranya?

Lapan menggelar 'Lomba Fotografi Hilal dan Keantariksaan' dalam rangka Hari Keantariksaan dan World Space Week pada 6 Agustus 2017.

"Lomba foto hilal untuk umum, bukan cuma untuk muslim. Hilal yang difoto adalah hilal bulan Ramadan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah," ujar Kepala Lapan Prof Thomas Djamaluddin saat berbincang dengan detikcom, Jumat (26/5/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara umum, lanjut dia, hilal adalah bulan sabit pertama yang sangat tipis. Biasanya, hilal bisa diamati setiap tanggal 29 bulan kalender Qamariah.

"Awal Ramadan, 29 Syakban, atau 26 Mei 2017 ini tergolong hilal paling baik, cukup tinggi. Hilal Syawal kecil, bisa dikejar juga hari berikutnya. Lombanya mencari hilal yang paling muda dan tentu dengan gambar hilal yang jelas," tuturnya.

Bagaimana melihat hilal?

Thomas menyarankan para peserta memilih daerah yang ufuk baratnya terbuka, umumnya daerah pantai atau di tanah terbuka yang ufuk baratnya tak terhalang pohon atau bangunan.

"Supaya matahari terbenam bisa diikuti, posisi hilal di sebelah kiri atas titik matahari terbenam," katanya.

Bisa juga, ujar dia, digunakan alat bantu software Stelarium yang bisa diunduh di Apps Store telepon pintar untuk mengetahui posisi hilal. Perangkat lunak ini bisa membantu mensimulasikan posisi hilal.

"Bulan sabit muda itu sangat redup sekali. Umumnya menggunakan teleskop. Untuk yang bulan sabit awal memang susah, namun bisa untuk hari keberapanya. Kriteria penilaian dicari hilal yang paling muda," tutur Thomas.

Selain lomba foto hilal untuk umum, Lapan mengadakan kategori foto untuk siswa SMP-SMA untuk memotret benda-benda antariksa, seperti bintang, rasi bintang, bulan, meteor, planet, dan nebula.

"Foto mesti disertai keterangan data pengamatannya kapan, pukul berapa, kemudian ke arah mana, untuk kami bandingkan dengan data astronomi asli atau tidak, kira-kira seperti itu," ujar dia.

Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di http://pussainsa.lapan.go.id/fsa/fotografi. (nwk/nkn)