Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Banjir Paling Buruk, Warga Astananyar Khawatir Ada Imbas Proyek Pagarsih

- 23 Februari 2018, 15:21 WIB
WARGA melintas di lokasi proyek sodetan Sungai Citepus, di Jalan Pagarsih, Kota Bandung, Selasa 19 Desember 2017. Proyek tersebut sudah memasuki 90% pekerjaan, dan ditargetkan rampung minggu depan.*
WARGA melintas di lokasi proyek sodetan Sungai Citepus, di Jalan Pagarsih, Kota Bandung, Selasa 19 Desember 2017. Proyek tersebut sudah memasuki 90% pekerjaan, dan ditargetkan rampung minggu depan.*

BANDUNG, (PR).- Kecamatan Astanaanyar menjadi wilayah terdampak banjir paling buruk saat hujan deras mengguyur Kota Bandung, Kamis, 22 Februari 2018 malam. Sekitar 200 kepala keluarga menderita karena ratusan rumah yang mereka huni diterjang derasnya banjir.

Wilayah RT 02 RW 07, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, menjadi zona langganan banjir sejak dahulu. Permukiman mereka berada di sekitar Sungai Citepus. Akan tetapi, banjir kali ini dianggap banjir paling buruk yang pernah mereka alami.

Ketua RT 02 RW 07 Atik Hidayat (68) menduga aliran air lebih deras dibanding biasanya. Ia khawatir daerah mereka menjadi imbas dari proyek peningkatan kapasitas saluran Sungai Citepus di Pagarsih yang baru diresmikan kurang dari sebulan.

"Dari dulu daerah kami memang sering kena banjir. Tapi baru sekarang banjirnya semakin deras, tambah besar. Sebagian besar memang harus bertahan. Tapi kami khawatir hari-hari ke depan," kata Atik, saat ditemui di kediamannya, Jumat, 23 Februari 2018.

Permukiman mereka berada di dataran paling rendah di radius 200 meter dari Sungai Citepus. Sungai itu mengepung mereka di bagian utara dan timur permukiman.

Kaca rumah pecah

Dihantui banjir besar tahunan, bangunan rumah warga dibuat dua lantai, dengan lantai dua sebagai ruang evakuasi saat banjir datang. Sementara di mulut gang serta pintu masuk mereka telah disiapkan panel besi sebagai media penangkal banjir.

Namun, banjir yang terjadi pukul 20.00 kali ini membuat warga kaget. Mereka pikir air menerjang lebih deras. Gang sempit sekitar satu meter yang meliuk di tengah permukiman tidak bisa menahan laju air yang mengisi setiap sudut rumah hingga ketinggian dua meter.

Saat hujan deras, saluran lama dan gorong-gorong baru Sungai Citepus di Jalan Pagarsih tak mampu menampung volume air dari hulu. Air meluap setinggi 30 sentimeter di atas saluran baru Pagarsih. Akibatnya, banjir menerjang rumah warga di hilir dari berbagai arah, termasuk dari Sungai Citepus yang melintas di wilayah barat permukiman warga Atik. 

Halaman:

Editor: Muhammad Fikry Mauludy


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Dapatkan konten ekslusif "Langganan
sekarang
dan tetap
up to date!"
Email Address:

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x