Jakarta (ANTARA News) - Java Jazz Festival kembali hadir. Acara tahunan yang akan digelar pada 3, 4 dan 5 Maret 2017 itu akan mengusung konsep berbeda.

Secara konsep desain, Java Jazz Festival yang belakangan selalu menangakat budaya Indonesia -- Barong pada 2015 dan Wayang pada 2016 -- Java Jazz Festival tahun ini mengangkat budaya Betawi.

"Bisa dilihat ada Ondel-Ondel dalam desain, tapi murni bukan karena tahun ini ada Pilkada," ujar Dewi Gonta Presiden Direktur Java Production, dalam temu media di Jakarta, Rabu.

"Yang berbeda juga di venue kami juga bukan hanya panggung. Tahun ini sedikit mengikuti PRJ, lebih terbuka, lebih hijau secara tampilang agar penonton merasakan pengalaman yang berbeda," lanjut dia.

Lebih lanjut, Dewi mengatakan bahwa konsep outdoor yang diusung Java Jazz Festival tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para sponsor.

Faktor cuaca juga menjadi pertimbangan, namun menurut Dewi orang-orang akan tetap menonton meski hujan.

"Pasti (cuaca) dipikirkan, di mana-mana walau hujan orang tetep menonton, kok. Saya juga berapa kali coba di luar orang tetap mengantri dan menonton," ujar Dewi.

"Konstruksi dibangun semenarik mungkin, sehingga tidak hanya masuk ke dalam partisi-partisi. Bangunan mereka (sponsor) sebaiknya beratap jadi orang nonton tidak kehujunan," sambung dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017