Sabtu 22 Nov 2014 05:00 WIB

Warga AS Masih Alergi dengan Nama Muhammad atau Ahmad

Rep: c78/ Red: Agung Sasongko
Muslim AS
Foto: VOA
Muslim AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Muslim Indonesia, di manapun ia berada, merupakan bagian dari masyarakat global yang mestinya dapat berbaur dan saling mewarnai satu sama lain. Dalam partisipasi tersebut, sikap terbuka dan saling menghargai menjadi penting.

"Jika ada ajakan ke suatu acara yang memang bertentangan dengan kita, ya, harus tegas menolaknya," tutur mahasiswi muslim yang saat ini tengah belajar di Amerika, Mariska Intan Sari, melalui tele-video conference, Jumat (21/11).

Ia berbagi cerita kepada para hadirin dalam acara yang berbagi cerita dan pengalaman para mahasiswi Muslim Indonesia yang sedang dan telah menempuh pendidikan di AS. Acara tersebut diselenggarakan Departemen Luar Negeri dan Departemen Pendidikan AS bertajuk International Education Week alias Pekan Pendidikan Internasional ke-15 yang berlangsung pada 17-21 November 2014.

Namun sejauh ini, ia merasa belum pernah diajak untuk pergi ke acara yang bertentangan dengan keyakinannya. Ia mencontohkan, sempat mengikuti perayaan hallowen sebab diajak teman-temannya. Ia pun mengikutinya untuk menghargai, tapi tetap menjaga agar tidak minum wine dan makanan yang tidak halal. Paling aman, kata dia, yakni memilih menjadi vegetarian ketika perayaan berlangsung. 

Dari tanya jawab yang berlangsung, salah seorang guru sekolah Islam Indonesia yang mendengarkan pemaparannya mengungkapkan kekhawatirannya soal diskriminasi yang kemungkinan dialami pelajar Muslim yang memiliki nama khas Islam seperti Ahmad, Muhammad atau Abdullah.

Menjawab hal tersebut, Mariska tak menampik ada sebagian orang amerika yang masih menunjukkan "alergi" nya kepada orang Islam. Namun, hal tersebut tal hanya terjadi di Amerika, tapi juga di belahan bumi lainnya.

Terlebih selepas peristiwa bom WTC, hubungan warga Muslim  di Amerika menjadi bermasalah. "Tapi sekarang ini sudah tidak lagi menjadi masalah yang besar, ada beberapa rekan dari Afrika dengan nama Muhammad, tapi dia baik-baik saja," katanya. Sebab, perilaku seseorang terhadap yang lainnya bergantung dari pembawaan diri masing-masing dari mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement