Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

5 Fakta Mengenai Geokimiawan Katsuko Saruhashi

- 22 Maret 2018, 07:03 WIB

HARI ini, Google merayakan ulang tahun yang ke-98 untuk geokimiawan asal Jepang, Katsuko Saruhashi karena “konstribusinya dalam bidang sains, dan menginspirasi para ilmuwan muda  untuk berhasil.”

Katsuko Saruhashi pernah mengatakan bahwa, “Ada banyak wanita yang memiliki kemampuan untuk menjadi ilmuwan hebat. Saya ingin melihat suatu hari nanti ketika wanita dapat berkonstribusi pada sains dan teknologi dengan posisi yang sejajar dengan pria.”

Saruhashi percaya bahwa “itu adalah tugasnya untuk membuat bidang yang ia kerjakan menjadi lebih sejajar,” dan ia sangat dihormati sebagai pelopor geokimiawan. Berikut ada 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang geokimiawan asal Jepang tersebut.

1.  Saruhashi yang penasaran dengan hujan dan terinspirasi untuk belajar kimia

Saruhasi adalah seorang ahli geokimiawan yang lahir pada 22 Maret 1920 di Tokyo, Jepang. Ia adalah lulusan dari Toho University di tahun 1943 dan pada tahun 1957, ia mendapatkan program doktor dari University of Tokyo.

Katsuko kecil yang kala itu masih duduk di bangku sekolah dasar melihat tetesan air hujan pada jendela, yang kemudian muncullah rasa penasaran bagaimana hujan dapat terjadi.  Dan perjalanannya untuk mendapatkan jawabannya tersebut membuatnya menjadi wanita pertama yang mendapatkan gelar doktor di University of Tokyo pada tahun 1957. Ketertarikannya pada hujan, membuat Katsuko ingin mempelajarinya, terutama mengenai hujan asam.

2.  Seorang Geokimiawan yang berbakat dan penamaan “Saruhashi’s Table”

Saruhashi sebagai seorang geokimiawan terkenal karena penelitiannya yang inovatif. Ia merupakan orang pertama yang secara akurat mengukur konsentrasi asam karbonat dalam air berdasarkan suhu, kadar keasaman dan kloniritas.

“Saruhashi’s Table” yang namanya diambil dari geokimiawan tersebut merupakan sebuah metode yang sampai saat ini masih digunakan oleh para ahli kelautan. Selain itu, ia juga mengembangkan sebuah teknik untuk melacak penyebaran radioaktif yang menyebabkan pembatasan percobaan nuklir di laut pada tahun 1963.

3. Karier Saruhashi selama lebih dari 30 tahun

Sepanjang kariernya di bidang sains, Saruhashi menjadi wanita pertama yang dipilih oleh Science Council of Japan pada tahun 1980, dan ia juga menjadi wanita pertama yang menerima Miyake Prize untuk geokimia di tahun 1985.

Untuk mendukung lebih banyak wanita dalam bidang sains, di tahun yang sama, Saruhashi memulai Society of Japanese Women Scientists dengan tujuan agar lebih banyak wanita yang dapat berkonstribusi di bidang sains dan perdamaian dunia.

Halaman:

Editor: Administrator


Artikel Pilihan

Terkini

Dapatkan konten ekslusif "Langganan
sekarang
dan tetap
up to date!"
Email Address:

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x